Jumat, 28 Februari 2014

Hukum Mendatangi Dukun

Hukum Mendatangi Dukun

Mendatangi Dukun
HUKUM MENDATANGI DUKUN
Orang yang mendatangi dukun ada tiga keadaan:
1. Dia mendatangi dukun kemudian dia bertanya kepadanya dan percaya serta membenarkan ucapannya maka hal ini merupakan tindakan kufur kepada Allah Azza wa Jalla kerena mempercayai ucapan dukun berarti telah percaya dukun mengetahui ilmu ghoib sedangkan mempercayai orang yang mengaku tahu ilmu ghoib merupakan pendustaan terhadap firman Allah ta ‘ala
قل لا يعلم في السموات والأرض الغيب إلا الله
“Katakanlah bahwa tidak ada yang megetahui perkara ghoib kecuali Allah” (An Naml 60)
oleh kerena inilah datang dalam hadits yang shohih
من أتى كاهنا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد صلى الله عليه و سلم                           
” Barang siapa yang mendatangi dukun kemudian dia mempercayai ucapannya maka dia telah mengkufuri apa yang diturunkan kepada Muhammad Sholallahu ‘alaihi wa Sallam. ” HR At Tirmidzi no130 dishohihkan Asy Syaikh Al Albani dalam kitab Irwa’ no6817.
2. Dia mendatangi dukun lulu dia bertanya kepadanya namun dia tidak percaya terhadap ucapannya maka hal demikian harom, dan pelakunya mendapat hukuman tidak diterima sholatnya selama empat puluh hari sebagaimana telah disebutkan dalam hadits shohih Muslim no2230 bahwa nabi Sholallah alaihi wa Sallam  bersabda:
من أتى عرافا فسأله لم تقبل له صلاة أربعين يوما
“Barang siapa yang mendatangi tukang ramal kemudian dia bertanya padanya maka sholatnya tidak diterima selama 40 hari”
dalam riwayat ini Rosul menyatakan bahwa hanya bertanya saja telah membuat sholatnya tidak diterima selama 40 hari. sehingga tidak selayakya kita mendatangi dukun atau tukang ramal lalu bertanya kepadanya walaupun hanya iseng-iseng saja.
الله مستعان و عليه تكلان
3. Dia mendatangi dukun kemudian dia bertanya kepadanya dalam rangka membongkar kedok kebohonganya kepada manusia ,maka yang demikian tidak mengapa hal ini berdasarkan tindakan Nabi Sholallahu alaihi wasallam mendatangi Ibnu Shoyyad yang merupakan seorang dukun,beliau bertanya padanya untuk menunjukkan kelamahannya bahwa dia tidak mengetahui perkara ghoib sebagaimana dalam riwayat Bukhori no 1354 dan muslim no2923.
و الله تعالى أعلم بالصواب
(Disadur dari kitab Fatwa arkaanul islam kumpulan fatwa Asy Syaikh Al Utsaimin Rohimahulla ta’ala no75)
Faidah Dari Ustadz Abu Sufyan Sedayu Gresik

Kamis, 05 Desember 2013

Saturday, November 30, 2013


Akhlak dan Kepribadian Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam (Pelajaran dari Kelahiran dan Diutusnya Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam)

oleh: Al Ustadz Sholehudin Karawang hafizahulloh [1]

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
airmancurBI
Ketika kita mengaku ahlussunnah dan mengikuti Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam maka kita juga harus berakhlaq dengan akhlaqnya beliau. Makna syahadat adalah keyakinan yang sifatnya pribadi, sehingga dengan demikian kita wajib mengucapkan “ashshadu…” tidak boleh dengan “nashshadu…” karena “nashshadu” maknanya mencintai yang banyak.

Pelajaran adab pertama kali diajarkan sebelum pelajaran yang lain. Kita harus beradab kepada Alloh Ta’ala. Di antara akhlaq yang paling mulia adalah mengesakan Alloh Ta’ala dalam beribadah dan yang lebih utama adalah akhlaq kepada Alloh Ta’ala. Kita sebarkan tauhid dan akhlaq, baik kepada Alloh maupun kepada sesama manusia.
Dua hal ini merupakan sebab seorang muslim mendapat pertolongan Alloh. Dakwah para Nabi ‘alaihis salam adalam mengesakan Alloh dalam beribadah.
Diutusnya Rosul shollallohu ‘alaihi wa sallam adalah karunia dari Alloh Tabaroka Wa Ta’ala, bahkan Alloh membawakannya dengan kalimat yang tegas. Diutusnya Rosul bagi umat merupakan karunia. Ummatu dakwah yakni mereka yang terkena dakwah beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam, adapun ummatu ijabah yakni mereka yang menyambut dakwah beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam.
Diutusnya Rosululloh juga sebagai pemisah antara al haq dan bathil. Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam mempunyai hak untuk menyampaikan risalah dari Alloh kemudian menerangkan maksud dan tujuannya. Beliau mengajarkan kepada kita al hikmah dan al kitab, yakni Al Qur’an dan As Sunnah.
Alloh Tabaroka wa Ta’ala berfirman:
لَقَدْ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًۭا مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍۢ مُّبِينٍ
“Sungguh Alloh telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Alloh mengutus di antara mereka seorang rosul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Alloh, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Ali Imron: 164)
Dalam ayat yang lain:
قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌۭ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌۭ وَٰحِدٌۭ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًۭا صَٰلِحًۭا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا
“Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Sesembahan-mu itu adalah Sesembahan yang satu". Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Robb-nya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Robb-nya".” (QS. Al Kahfi: 110)
Tafsiran tepat dari “LAA ILAAHA ILLALLOH” adalah “Laa Ilaaha haqqun Illalloh” atau “Laa Ma’buda Haqqun Illalloh” karena “Haqqun” yang bisa menjadi sifat dari “Laa Ma’buda” adapun “Laa Ma’buda bi Haqqin” maknanya tidak ada sesembahan yang Haq. Sementara itu “Laa Ma’buda Haqqin” yakni tidak ada sesembahan yang haq dimanapun juga.
Ayat ini bermakna “umumkan kepada khalayak bahwa kamu termasuk dari jenis manusia. Sehingga Rosul adalah manusia dan punya sifat dasar manusia. Yang membedakan adalah Rosul sudah dijaga oleh Alloh.
Dalam kondisi kendur (futur) maka mencukupkan dengan yang diwajibkan Alloh, seperti sholat 5 waktu dan puasa di bulan Ramadhan, inilah yang di atas sunnah.
Beda Ahlussunnah dengan Hizbiyyun adalah Al Wala’ wal Baro’. Cinta dan benci karena Alloh. Ahlussunnah membenci segala yang dibenci Alloh dan mencintai segala yang dicintai Alloh.
Beda Rosul dengan yang lainnya adalah Rosul diberi wahyu sedangkan yang lainnya tidak. Tidak akan didapat ilmu kecuali dengan belajar.
Hari Senin Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dilahirkan, pada hari itu beliau diutus, di hari itu Al Qur’an diturunkan, dan pada hari itu pula Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam wafat. Disini tanggal dan bulan kelahiran beliau belum jelas tetapi yang sangat meyakinkan adalah beliau dilahirkan di hari senin.
Al Qur’an yang diturunkan di hari Senin adalah permulaannya, dan ketika Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam diangkat menjadi Rosul melalui Surat Al Mudatsir.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dilahirkan di hari senin di bulan Robi’ul Awwal (tarjih dari Asy Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu hafizahulloh) di kota Makkah, di desa yang ma’ruf dari desa kelahiran beliau.
Beliau dilahirkan pada tahun gajah (571 Masehi), dilahirkan dari dua orang tuanya, Abdulloh dan Aminah, nama Muhammad diberikan oleh kakeknya. Ayah beliau (Abdulloh) telah wafat pada saat beliau dilahirkan sehingga beliau dalam keadaan yati karena kehilangan bapaknya sebelum baligh.
 
_________________________
[1]. Goresan tinta dari majelis beliau di Masjid Al Mujahidin Slipi Jakarta Barat pada tanggal 24 November 2013.

Manfaat penuntut ilmu

" Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka karena ridho kepada penuntut ilmu. Para malaikat tidaklah meletakkan sayapnya kepada para raja, para pedagang, tidak pula kepada para pencari dunia, dan tidak pula kepada selain mereka. Bahkan tidak pula meletakkan sayapnya kepada ahlul ibadah, tidak kepada orang-orang shalih.

Bahkan kepada mujahidin pun malaikat tidak meletakkan sayapnya. Akan tetapi mereka meletakkan sayapnya kepada PENUNTUT ILMU. Ini adalah bentuk pemuliaan bagi penuntut ilmu dan penyemangat bagi mereka. "

Asy Syaikh Rabee' bin Hadi Al Madkhali-Kitab Fadhlu AlImi wal Ulama' hal 113, terbitan Daarul Mirootsun Nabawy

Kamis, 14 November 2013

Pengajian Rutin diMa'had Al-imam Mujaddid Asy Syafi'i Indramayu


Berikut  jadwal pengajian terbaru di wilayah Kab. Indramayu, Jawa Barat,
1. Sabtu Pekan 1 (per 2 bulan), bersama Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed.
Tema kitab: .Lammud Durril Mantsur Minal Qoulil Ma’tsur
Tempat di Masjid Al Muhsinin (Komplek Ma’had Al Imam Al Mujaddid Asy Syafi’i.   Jl. Stana Bojongsari, Kelurahan Bojongsari, Indramayu).
Waktu: Pkl. 10:00 s/d (menjelang) dzuhur.

2. Ahad Pekan 1, bersama Al Ustadz Muslim Abu Ishaq.
Kitab: Bulughul Marom.
Tempat: Masjid Al-Muhsinin Waktu: Pkl. 10:00 s/d (menjelang) dzuhur.

3. Sabtu pekan ke 2, bersama Al Ustadz ‘Abdulloh Salto.
Kitab: Qoulumuhfid fiadilatittauhid
Tempat:Masjid Al-Muhsinin Waktu: Pkl. 10:00 s/d (menjelang) dzuhur.

4. Ahad pekan ke 2, bersama Al Ustadz Muslim Abu Ishaq.
Kitab: Arba’in fii madz habis salaf.
Tempat: Masjid Al-muhsinin Waktu: Pkl. 10:00 s/d (menjelang) dzuhur.

5. Sabtu pekan ke 3, bersama Al Ustadz ‘Abdurrahman Mubarok-Cileungsi.
Kitab: Al Kabaair & Riyadlush Sholihin.
Tempat: Masjid Al-muhsinin Waktu: Pkl. 10:00 s/d (menjelang) dzuhur.

6. Ahad pekan ke 3, bersama Al Ustadz Muslim Abu Ishaq.
Kitab: Bulughul Marom/ Arba’in fii madzhabis salaf.
Tempat: Masjid .Al-muhsinin Waktu: Pkl. 10:00 s/d (menjelang) dzuhur.

7. Sabtu pekan ke 4, bersama Al Ustadz Solehuddin – Karawang.
Kitab: Syamail Muhammadiyyah.
Tempat: Masjid .Al-muhsinin Waktu: Pkl. 10:00 s/d (menjelang) dzuhur.

8. Ahad Pekan ke 4, bersama Al Ustadz Muslim Abu Ishaq.
Kitab: Bulughul Marom/ Arba’in fii madzhabis salaf.
Tempat: Masjid Al-muhsinin Waktu: Pkl. 10:00 s/d (menjelang) dzuhur.

9. Sabtu Pekan ke 1 (per 2 bulan) & sabtu pekan ke 5 (jika ada), bersama Al
Ustadz Abu Hamzah Yusuf.
Kitab: Roudhotul ‘Uqola.
Tempat: Masjid Al-muhsinin Waktu: Pkl. 10:00 s/d (menjelang) dzuhur.

10.Ahad pekan ke 5 (jika ada), bersama Al Ustadz Muslim Abu Ishaq.
Kitab: Al fawaidh.
Tempat: Masjid Al-muhsinin Waktu: Pkl. 10:00 s/d (menjelang) dzuhur.

11. Ta’lim rutin harian, setiap ba’da maghrib sampai dgn ‘Isya di masjid bersama
Al Ustadz Muslim Abu Ishaq.
Kitab: Sunan At Tirmidzi, Tafsir Ibnu Katsir, Ibtholut tandid, Asy Syari’ah.
Tempat: Masjid Almuhsinin (Komplek Ma’had Al Imam Al Mujaddid Asy
Syafi’i.   Jl. Stana Bojongsari, Kelurahan Bojongsari, Indramayu).
Keterangan:
Jika Al Ustadz Muslim berhalangan hadir, maka digantikan oleh Al Ustadz ‘Ali Abu Usamah (Tema Kitab: Tauhid, Manhaj & Akhlak).Tempat: Masjid Agung Indramayu. Waktu: Pkl. 10:00 s/d (menjelang) dzuhur.

Info tambahan:
Ta’lim rutin sabtu & ahad (pada setiap pekan)yg bertempat di Masjid Al Muhsinin, pesertanya khusus putra-umum.
Untuk ta’lim rutin putri-umum, bertempat di :
Pondok Putri Ma’had Al Imam Al Mujaddid Asy Syafi’i (Jl. Ismail No: 33, Sindang (kampung arab), Indramayu.
Pemateri: Ustadzh Zulfa, Ustadzah An nisa bintu ‘Imron, dll.
Waktu : Sabtu & Ahad pada setiap pekan, Pkl. 09:00 s/d 10:00 WIB.
: Pkl. 10:00 s/d dzuhur (relay ta’lim putra).
Nomor Kontak :
Putra : 081 324 60 5340

Hukuman-Hukuman yang Mendidik dan Bermanfaat

November 14, 2013

Di sana ada hukuman-hukuman yang mendidik dan sukses, pantas bagi seorang pengajar untuk menggunakannya kepada pelajar-pelajar yang menyimpang dari adab-adab pelajaran dan tidak menghormati kedudukan ustadz, yaitu hukuman-hukuman mendidik yang aman dari akibat-akibat yang buruk, yang memberi jaminan kesuksesan dengan kehendak Allah. Hukuman-hukuman tersebut bermacam-macam:
1. Nasihat dan Bimbingan
Ini adalah cara yang pokok dalam kegiatan belajar dan mengajar yang sangat dibutuhkan. Metode ini telah ditempuh oleh guru besar bersama anak-anak atau orangtua-orangtua.
a. Adapun kepada anak-anak, pernah Rasulullah melihat anak yang sedang makan dan tangannya kesana kemari (mengambil di tempat makanan,- pent) maka beliau mengajarinya cara makan.
“Wahai anak, bacalah nama Allah (mengucapkan basmalah) dan makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah yang dekat denganmu.” [Muttafaqun ‘alaih]
Dan jangan sekali-kali seseorang mengatakan bahwa cara pengajaran seperti ini pengaruhnya sedikit pada anak-anak.
Sungguh saya telah menerapkan metode ini beberapa kali, ternyata benar-benar mempunyai pengaruh yang sangat bagus dan telah lalu dalam pembahasan tentang peringatan terhadap perkara-perkara yang berbahaya. Tentang kisah seorang anak yang mencela agama, bagaimana saya menasehatinya dan diapun menerima nasihat.
Ada satu kejadian ketika saya berjalan bersama seorang pengajar. Kami melihat seorang anak kencing di tengah jalan. Maka pengajar tersebut berteriak kepada anak tersebut sambil mengatakan:
“Celaka kamu… Celaka kamu… jangan lakukan!!”
Maka anak itupun terkejut dan memutus kencingnya kemudian lari. Saya katakan kepada pengajar tersebut: “Kamu telah menyia-nyiakan bagi kita nasihat untuk anak tersebut.” Maka dia berkata kepadaku: “Apakah boleh saya mendiamkan anak tersebut kencing di jalan di depan orang banyak?” Saya menjawab: “Tidak.” Pengajar itu berkata: “Lalu apa yang ingin kamu lakukan selain seperti itu?” Saya katakan: “Saya biarkan anak tersebut sampai selesai kencingnya kemudian anak itu saya panggil. Saya perkenalkan diri saya kepadanya, kemudian saya katakan kepadanya: ‘Wahai anakku, sesungguhnya ini adalah jalan umum untuk orang-orang yang lewat, tidak boleh kencing di situ. Dekat dari sini ada tempat buang air sehingga lebih pantas kalau kamu membiasakan kencing di sana sehingga kamu menjadi anak yang terdidik, saya mengharapkan bagimu hidayah dan taufik.’
Maka pengajar itu berkata kepada saya: “Ini adalah cara yang bijaksana dan berfaidah.” Saya katakan kepadanya: “Ini adalah metodenya guru kemanusiaan Muhammad bin Abdillah.”
Dan kejadian beliau dengan seorang Arab gunung kisahnya sangat terkenal, yang akan disebutkan sekarang.
b. Adapun nasihat dan bimbingan untuk orang-orang dewasa maka contoh yang besar pengaruhnya adalah kisah seorang Arab gunung berikut:
dari Anas , dia berkata: Ketika kami sedang berada di masjid bersama Rasulullah tiba-tiba datang seorang Arab gunung kemudian berdiri dan kencing di masjid. Para sahabat Rasulullah berteriak kepada orang tersebut: Hai … hai …(yaitu jangan lakukan). Rasulullah bersabda: Jangan kalian hentikan dia (maksudnya jangan paksa menghentikan kencingnya).
Para sahabatpun membiarkan orang Arab gunung tersebut menyelesaikan kencingnya. Kemudian Rasulullah memanggil orang tersebut: “Sesungguhnya masjid ini tidak boleh sedikitpun dikencingi atau (buang) kotoran yang lain. Tetapui hanyalah masjid itu untuk berdzikir kepada Allah, shalat dan membaca Al-Qur’an.”
Rasulullah bersabda kepada para sahabat: ‘Sesungguhnya engkau diutus untuk mempermudah bukan untuk mempersulit. Siramlah kencing tersebut dengan satu ember air.” Orang Arab gunung itu berkata: “Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad, dan jangan Engkau rahmati seorangpun.” Rasulullah bersabda: “Sungguh kamu telah membatasi sesuatu yang luas.” (yaitu menyempitkan perkara-perkara yang luas). [Muttafaqun ‘aiaih]
2. Bermuka masam
Boleh bagi seorang pengajar untuk kadang-kadang bermuka masam pada wajahnya kepada para pelajarnya apabila melihat keributan atau kekacauan mereka dalam rangka untuk menjaga peraturan sekolah dan kewibawaannya. Ini lebih baik daripada menganggap tidak mampu menghukumnya.
3. Melarang dengan keras
Sering kali yang dipakai pleh pengajar apabila para pelajar banyak mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menyia-nyiakan pelajaran ataua meremehkan pengajar atau kesalahan-kesalahan yang lain yang sering dilakukan pelajar adalah melarang dengan keras kepada salah seorang dari mereka. Ketika pengajar melarang dengan tegas dan membentak, maka para palajar akan diam dan duduk dengan beradab.
Cara ini digunakan oleh Rasulullah sang pengajar- semoga shalawat dan salam dari Allah senantiasa dilimpahkan kepada beliau- ketika melihat seseorang yang menuntun onta (atau sapi) untuk hadyu (yaitu berkurban di Baitul Haram). Rasulullah bersabda: “Tunggangilah unta tersebut,” Laki-laki itu menjawab: “Sesungguhnya onta ini untuk kurban di Ka’bah wahai Rasulullah.” Rasulullah bersabda: “Tunggangilah!”. Kemudian laki-laki itu manaiki onta yang telah dia jadikan sebagai hadyu, berjalan mengiringi Rasulullah dan sandalnya diletakkan pada leher onta tersebut. [HR. Al-Bukhari]
4. Melarang dari sesuatu
Ketika pengajar melihat sebagian pelajar yang berbicara ketika pelajaran, maka hendaknya pengjar melarang mereka dari pembicaraan mereka dengan suara yang keras. Sesungguhnya Rasulullah telah minta seseorang yang bersendawa di depan beliau. Beliau bersabda kepadanya: “Tahanlah sendawamu.” [Hadits hasan, lihatlah Shahihul Jami’ no. 4367]
(dikutip dari buku Kiat Mendidik Anak, Pustaka Al Haura’)
sumber.http/salafy.or.id

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Ta’ala. Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallohu'alaihi wasalam, keluarganya serta para sahabatnya nan mulia.
Atas pertolongan Allah Ta’ala,Di tengah berkelebatnya fitnah, percikan syubuhat dan syahwat bertebaran di mana-mana, tak sedikit manusia yang terseret meniti jalan batil. Mereka terseok dalam kegelapan. Tanpa bimbingan ilmu, mereka jatuh tersungkur memperhamba hawa nafsunya. Tindak tanduknya tak mencerminkan sebagai seorang hamba yang takut kepada Al-Khaliq.

Manhaj salaf adalah sebuah metodologi memahami Islam. Metodologi yang merujuk kepada apa yang dibawa oleh para sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in. Tiga generasi inilah yang telah dinyatakan sebagai generasi terbaik oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salla. Dalam sebuah hadits dari Abu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah pernah bersabda (artinya):
“Sebaik-baik manusia adalah pada kurunku. Kemudian orang-orang yang berikutnya, lantas orang-orang yang berikutnya.” (HR. Al-Bukhari).

Mudah-mudahan catatan taklim ini berfaedah khususnya untuk diri saya pribadi dan kaum muslimin secara umum.
Tentu, tiadalah yang saya harap dari upaya ini kecuali mengharap wajah-Nya semata. Semoga bulir-bulir kebajikan yang kami tebar bisa menjadi penentu arah dalam meniti kehidupan. Bisa menjadi tali kendali dalam mengarungi dunia nan sarat syubuhat dan syahwat. Bisa menjadi setitik cahaya di tengah fitnah nan menggulita, sulit terlihat bagai semut hitam berjalan di seonggok batu legam di tengah malam nan gulita.
Mudah-mudahan Allah Ta’ala menerima amal usaha saya ini sebagai amal shalih. Atas segala keterbatasan dan kekurangan yang ada, tentu kami memohon maaf. Sesungguhnya, manusia dicipta dalam keadaan serba memiliki keterbatasan. Manusia bersifat lemah. Wallahu ‘a’lam.