Saturday, November 30, 2013
Akhlak dan Kepribadian Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam (Pelajaran dari Kelahiran dan Diutusnya Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam)
oleh: Al Ustadz Sholehudin Karawang hafizahulloh [1]
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Ketika
kita mengaku ahlussunnah dan mengikuti Rosululloh shollallohu ‘alaihi
wa sallam maka kita juga harus berakhlaq dengan akhlaqnya beliau. Makna
syahadat adalah keyakinan yang sifatnya pribadi, sehingga dengan
demikian kita wajib mengucapkan “ashshadu…” tidak boleh dengan
“nashshadu…” karena “nashshadu” maknanya mencintai yang banyak.
Pelajaran
adab pertama kali diajarkan sebelum pelajaran yang lain. Kita harus
beradab kepada Alloh Ta’ala. Di antara akhlaq yang paling mulia adalah
mengesakan Alloh Ta’ala dalam beribadah dan yang lebih utama adalah
akhlaq kepada Alloh Ta’ala. Kita sebarkan tauhid dan akhlaq, baik kepada
Alloh maupun kepada sesama manusia.
Dua hal ini
merupakan sebab seorang muslim mendapat pertolongan Alloh. Dakwah para
Nabi ‘alaihis salam adalam mengesakan Alloh dalam beribadah.
Diutusnya
Rosul shollallohu ‘alaihi wa sallam adalah karunia dari Alloh Tabaroka
Wa Ta’ala, bahkan Alloh membawakannya dengan kalimat yang tegas.
Diutusnya Rosul bagi umat merupakan karunia. Ummatu dakwah yakni mereka
yang terkena dakwah beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam, adapun ummatu
ijabah yakni mereka yang menyambut dakwah beliau shollallohu ‘alaihi wa
sallam.
Diutusnya Rosululloh juga sebagai
pemisah antara al haq dan bathil. Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam
mempunyai hak untuk menyampaikan risalah dari Alloh kemudian menerangkan
maksud dan tujuannya. Beliau mengajarkan kepada kita al hikmah dan al
kitab, yakni Al Qur’an dan As Sunnah.
Alloh Tabaroka wa Ta’ala berfirman:
لَقَدْ
مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًۭا مِّنْ
أَنفُسِهِمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ
وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى
ضَلَٰلٍۢ مُّبِينٍ
“Sungguh Alloh
telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Alloh
mengutus di antara mereka seorang rosul dari golongan mereka sendiri,
yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Alloh, membersihkan (jiwa)
mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan
sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar
dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Ali Imron: 164)
Dalam ayat yang lain:
قُلْ
إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌۭ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ
إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌۭ وَٰحِدٌۭ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ
فَلْيَعْمَلْ عَمَلًۭا صَٰلِحًۭا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ
أَحَدًۢا
“Katakanlah:
"Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Sesembahan-mu itu adalah
Sesembahan yang satu". Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Robb-nya
maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholih dan janganlah ia
mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Robb-nya".” (QS. Al
Kahfi: 110)
Tafsiran tepat dari “LAA ILAAHA
ILLALLOH” adalah “Laa Ilaaha haqqun Illalloh” atau “Laa Ma’buda Haqqun
Illalloh” karena “Haqqun” yang bisa menjadi sifat dari “Laa Ma’buda”
adapun “Laa Ma’buda bi Haqqin” maknanya tidak ada sesembahan yang Haq.
Sementara itu “Laa Ma’buda Haqqin” yakni tidak ada sesembahan yang haq
dimanapun juga.
Ayat ini bermakna “umumkan
kepada khalayak bahwa kamu termasuk dari jenis manusia. Sehingga Rosul
adalah manusia dan punya sifat dasar manusia. Yang membedakan adalah
Rosul sudah dijaga oleh Alloh.
Dalam kondisi
kendur (futur) maka mencukupkan dengan yang diwajibkan Alloh, seperti
sholat 5 waktu dan puasa di bulan Ramadhan, inilah yang di atas sunnah.
Beda
Ahlussunnah dengan Hizbiyyun adalah Al Wala’ wal Baro’. Cinta dan benci
karena Alloh. Ahlussunnah membenci segala yang dibenci Alloh dan
mencintai segala yang dicintai Alloh.
Beda Rosul
dengan yang lainnya adalah Rosul diberi wahyu sedangkan yang lainnya
tidak. Tidak akan didapat ilmu kecuali dengan belajar.
Hari
Senin Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dilahirkan, pada hari
itu beliau diutus, di hari itu Al Qur’an diturunkan, dan pada hari itu
pula Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam wafat. Disini tanggal dan
bulan kelahiran beliau belum jelas tetapi yang sangat meyakinkan adalah
beliau dilahirkan di hari senin.
Al Qur’an yang
diturunkan di hari Senin adalah permulaannya, dan ketika Rosululloh
shollallohu ‘alaihi wa sallam diangkat menjadi Rosul melalui Surat Al
Mudatsir.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa
sallam dilahirkan di hari senin di bulan Robi’ul Awwal (tarjih dari Asy
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu hafizahulloh) di kota Makkah, di desa
yang ma’ruf dari desa kelahiran beliau.
Beliau
dilahirkan pada tahun gajah (571 Masehi), dilahirkan dari dua orang
tuanya, Abdulloh dan Aminah, nama Muhammad diberikan oleh kakeknya. Ayah
beliau (Abdulloh) telah wafat pada saat beliau dilahirkan sehingga
beliau dalam keadaan yati karena kehilangan bapaknya sebelum baligh.
_________________________
[1]. Goresan tinta dari majelis beliau di Masjid Al Mujahidin Slipi Jakarta Barat pada tanggal 24 November 2013.
[1]. Goresan tinta dari majelis beliau di Masjid Al Mujahidin Slipi Jakarta Barat pada tanggal 24 November 2013.