Kamis, 05 Desember 2013

Saturday, November 30, 2013


Akhlak dan Kepribadian Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam (Pelajaran dari Kelahiran dan Diutusnya Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam)

oleh: Al Ustadz Sholehudin Karawang hafizahulloh [1]

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
airmancurBI
Ketika kita mengaku ahlussunnah dan mengikuti Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam maka kita juga harus berakhlaq dengan akhlaqnya beliau. Makna syahadat adalah keyakinan yang sifatnya pribadi, sehingga dengan demikian kita wajib mengucapkan “ashshadu…” tidak boleh dengan “nashshadu…” karena “nashshadu” maknanya mencintai yang banyak.

Pelajaran adab pertama kali diajarkan sebelum pelajaran yang lain. Kita harus beradab kepada Alloh Ta’ala. Di antara akhlaq yang paling mulia adalah mengesakan Alloh Ta’ala dalam beribadah dan yang lebih utama adalah akhlaq kepada Alloh Ta’ala. Kita sebarkan tauhid dan akhlaq, baik kepada Alloh maupun kepada sesama manusia.
Dua hal ini merupakan sebab seorang muslim mendapat pertolongan Alloh. Dakwah para Nabi ‘alaihis salam adalam mengesakan Alloh dalam beribadah.
Diutusnya Rosul shollallohu ‘alaihi wa sallam adalah karunia dari Alloh Tabaroka Wa Ta’ala, bahkan Alloh membawakannya dengan kalimat yang tegas. Diutusnya Rosul bagi umat merupakan karunia. Ummatu dakwah yakni mereka yang terkena dakwah beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam, adapun ummatu ijabah yakni mereka yang menyambut dakwah beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam.
Diutusnya Rosululloh juga sebagai pemisah antara al haq dan bathil. Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam mempunyai hak untuk menyampaikan risalah dari Alloh kemudian menerangkan maksud dan tujuannya. Beliau mengajarkan kepada kita al hikmah dan al kitab, yakni Al Qur’an dan As Sunnah.
Alloh Tabaroka wa Ta’ala berfirman:
لَقَدْ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًۭا مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍۢ مُّبِينٍ
“Sungguh Alloh telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Alloh mengutus di antara mereka seorang rosul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Alloh, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Ali Imron: 164)
Dalam ayat yang lain:
قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌۭ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌۭ وَٰحِدٌۭ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًۭا صَٰلِحًۭا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا
“Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Sesembahan-mu itu adalah Sesembahan yang satu". Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Robb-nya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Robb-nya".” (QS. Al Kahfi: 110)
Tafsiran tepat dari “LAA ILAAHA ILLALLOH” adalah “Laa Ilaaha haqqun Illalloh” atau “Laa Ma’buda Haqqun Illalloh” karena “Haqqun” yang bisa menjadi sifat dari “Laa Ma’buda” adapun “Laa Ma’buda bi Haqqin” maknanya tidak ada sesembahan yang Haq. Sementara itu “Laa Ma’buda Haqqin” yakni tidak ada sesembahan yang haq dimanapun juga.
Ayat ini bermakna “umumkan kepada khalayak bahwa kamu termasuk dari jenis manusia. Sehingga Rosul adalah manusia dan punya sifat dasar manusia. Yang membedakan adalah Rosul sudah dijaga oleh Alloh.
Dalam kondisi kendur (futur) maka mencukupkan dengan yang diwajibkan Alloh, seperti sholat 5 waktu dan puasa di bulan Ramadhan, inilah yang di atas sunnah.
Beda Ahlussunnah dengan Hizbiyyun adalah Al Wala’ wal Baro’. Cinta dan benci karena Alloh. Ahlussunnah membenci segala yang dibenci Alloh dan mencintai segala yang dicintai Alloh.
Beda Rosul dengan yang lainnya adalah Rosul diberi wahyu sedangkan yang lainnya tidak. Tidak akan didapat ilmu kecuali dengan belajar.
Hari Senin Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dilahirkan, pada hari itu beliau diutus, di hari itu Al Qur’an diturunkan, dan pada hari itu pula Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam wafat. Disini tanggal dan bulan kelahiran beliau belum jelas tetapi yang sangat meyakinkan adalah beliau dilahirkan di hari senin.
Al Qur’an yang diturunkan di hari Senin adalah permulaannya, dan ketika Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam diangkat menjadi Rosul melalui Surat Al Mudatsir.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dilahirkan di hari senin di bulan Robi’ul Awwal (tarjih dari Asy Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu hafizahulloh) di kota Makkah, di desa yang ma’ruf dari desa kelahiran beliau.
Beliau dilahirkan pada tahun gajah (571 Masehi), dilahirkan dari dua orang tuanya, Abdulloh dan Aminah, nama Muhammad diberikan oleh kakeknya. Ayah beliau (Abdulloh) telah wafat pada saat beliau dilahirkan sehingga beliau dalam keadaan yati karena kehilangan bapaknya sebelum baligh.
 
_________________________
[1]. Goresan tinta dari majelis beliau di Masjid Al Mujahidin Slipi Jakarta Barat pada tanggal 24 November 2013.

Manfaat penuntut ilmu

" Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka karena ridho kepada penuntut ilmu. Para malaikat tidaklah meletakkan sayapnya kepada para raja, para pedagang, tidak pula kepada para pencari dunia, dan tidak pula kepada selain mereka. Bahkan tidak pula meletakkan sayapnya kepada ahlul ibadah, tidak kepada orang-orang shalih.

Bahkan kepada mujahidin pun malaikat tidak meletakkan sayapnya. Akan tetapi mereka meletakkan sayapnya kepada PENUNTUT ILMU. Ini adalah bentuk pemuliaan bagi penuntut ilmu dan penyemangat bagi mereka. "

Asy Syaikh Rabee' bin Hadi Al Madkhali-Kitab Fadhlu AlImi wal Ulama' hal 113, terbitan Daarul Mirootsun Nabawy